Mau’izhah KH. M. Abdul Aziz Manshur

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

بسم الله الرحمن الرحيم  الحمد لله القائل : قل هل يستوى الذين لايعلمون

والصلاة والسلام على خير خلقه القائل : إن الله يقبض العلم انتزاعا ولكن يقبضه بموت العلماء

وعلى آله وصحبه والتابعين الى انقضاء الأرض والسماء

Menjadi orang benar dan teguh dalam keyakinan adalah merupakan barang yang sulit, apalagi mengenai akidah. Yang banyak adalah orang yang pertama kali berpegang teguh dengan akidah dan keyakinan yang benar, namun setelah terdampar oleh kesulitan yang menimpa dirinya atau hartanya maka punahlah akidah yang selamanya menjadi pegangan itu. Di satu pihak, itu karena harapan meraih kedudukan maka pudarlah iman yang selamanya menghuni dadanya. Semua itu adalah karena kurang pengertian mereka atas citra dirinya.

وكيف تصبر على ما لم تحط به خبرا

لقد غرسوا حتى أكلنا وإننا * لنغرس حتى يأكل الناس بعدنا

Tutur Nabiyulloh Khodir.

Lain halnya dengan para ulama kita yang beliau – beliau itu telah berhasil membangun masyarakat sebagai pewaris Nabi. Beliau bangun masyarakat dengan mencampuri mereka dan mengikuti pola tingkah mereka dalam mu’amalah dunyawiyyah. Sebagian ada yang menjadi petani dan ada yang menjadi pedagang, pengusaha, pejabat pemerintah, mubaligh dakwah dari mimbar ke mimbar, dan banyak pula yang langsung Ngulo wentah santri tanpa menghiraukan ekonomi, yang semua itu bertujuan sama, menyampaikan dakwah secara langsung dengan haliyah dan maqoliyah baik dalam keadaan suka maupun duka, manis atau pahit, melarat atau kaya. Pendek kata perjuangan beliau tidak mengenal pudar, biarpun harus berhadapan dengan badai, tidak akan terjungkir balik biarpun harus berhadapan dengan angin sepoi-sepoi basah tidak akan terkantuk. Yang semua itu berkat ikhlas dan ketabahan terutama pada waktu belajar. Berdasarkan apa yang telah tertutur di atas wajarlah bahwa santri yang meninggalkan bangku sekolahnya membuat memori yang merupakan kenangan atas suka – duka yang pernah di alami waktu belajar, dan merupakan himpunan peristiwa bersejarah yang akan di jadikan senjata kelak di medan perjuangan.

Maka dengan memori ini hendaklah anak – anakku dapat menengok ke atas, sehingga tahu apa yang telah ditanam agar orang sesudah kita tidak kelaparan.

Dan mulai sekarang kamu sekalian haruslah dewasa dalam ucapan, dewasa dalam perbuatan, dewasa dalam segala – galanya. Ibarat anak kecil yang sudah mulai tegak berjalan dan dilepas oleh ibunya, walaupun ibu masih mengawasi, tapi anak harus percaya diri bila ingin cepat berjalan.

Demikianlah sambutan yang dapat kami sumbangkan dalam pembuatan memori ini, semoga bermanfaat. Dan ada kurang lebihnya mohon maaf.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tinggalkan komentar